0362 - 22488
pmdbuleleng@gmail.com
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Dialog Interaktif Cegah Stunting Melalui Pola Asuh Bersama Dengan Ketua TP PKK Provinsi Bali

Admin dispmd | 15 Agustus 2022 | 610 kali

Dinas PMD Kab. Buleleng yang diwakili oleh Ibu Kabid LKDA&UEM, Ni Ketut Ariattini hari ini mendampingi Ibu Plt. Ketua TP PKK Kab. Buleleng, Ny. Wardhany Sutjidra menghadiri Dialog Interaktif "Cegah Stunting Melalui Pola Asuh", dengan Narasumber Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny Putri Koster dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For., MA.RS. di RRI Singaraja. Senin (15/8).


Mengawali arahanya, Ibu Putri Koster menyampaikan bahwasanya pencegahan stunting sangat penting mengingat stunting berdampak pada kesehatan fisik dan mental dari generasi emas penerus bangsa di masa yang akan datang. Penyebab terjadinya stunting ada banyak faktor, baik itu faktor gizi, pendidikan, kemiskinan, termasuk di dalamnya pola asuh.


Terkait pola asuh di dalam keluarga, beliau mengingatkan kembali pentingnya peran serta seluruh anggota keluarga dalam pola asuh anak terutama di 1000 hari pertama kehidupan. Pola asuh yang saling asah, asih, dan asuh diterapkan dalam keluarga disamping pemenuhan kebutuhan gizi, pendidikan, dan sanitasi yang sehat lingkungan.


Beliau juga menyampaikan bahwa pentingnya perhatian gizi serta kesehatan remaja putri yang nantinya akan menjadi calon-calon ibu yang akan mengandung, melahirkan serta mengasuh anak-anak mereka, yang merupakan generasi bangsa di masa yang akan datang.


Dengan demikian kita jangan sampai lengah, kita jaga pola makan, pola hidup serta pola asuh dari para remaja putri, kita ingatkan remaja putri untuk menjaga kesehatan tubuh, istirahat yang cukup, dan makan makanan yang bergizi, sehingga mereka tidak mengalami kekurangan energi kronis ataupun anemia akut. Tegas Ibu Gubernur Bali.


Selanjutnya penyampaian oleh Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For., M.A.R.S. Beliau menyampaikan kenapa stunting itu harus di cegah, karena stunting menghambat pembangunan sumber daya manusia berkualitas untuk menciptakan generasi emas. Stunting bukan sebuah penyakit melainkan suatu kondisi gangguan perkembangan pertumbuhan anak, terutama 1000 HPK yang diakibatkan karena kurangnya asupan gizi yang dapat mengangu pertumbuhan otak dan jasmaninya, sehingga muncul keluhan anak akan lebih pendek dari teman seusianya, sakit-sakitan, dan kecerdasan menurun sehingga produktivitas juga menurun.


Beliau juga menyampaikan bahwa BKKBN telah melakukan berbagai upaya pencegahan stunting dari hulu, diantaranya melalui penyuluhan kesehatan reproduksi, pemberian Fe, serta melakukan screening terhadap calon pengantin (catin), dimana catin wajib screening kesehatan 3 bulan sebelum menikah untuk memeriksa status gizi dan HB dari calon pengantin remaja putri. Hal ini dilakukan untuk memastikan setiap catin berada dalam kondisi ideal menikah dan hamil.


BKKBN telah meluncurkan Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (EKSIMIL) yang merupakan aplikasi screening dan pendampingan catin. Setiap pasangan catin akan mendapatkan pendampingan dari tim pendamping keluarga (TPK) yang terdiri dari PKK Desa, petugas kesehatan, dan kader KB.


Upaya pencegahan stunting harus dilakukan melalui sinergitas semua komponen masyarakat, Pemerintah, akademisi, media, serta Tim Pengerak PKK yang merupakan mitra Pemerintah baik Kabupaten, Kecamatan dan Desa.