0362 - 22488
pmdbuleleng@gmail.com
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Identifikasi Individu/Kelompok Pemanfaat TTG di Desa Pancasari dan Desa Gobleg

Admin dispmd | 30 November 2021 | 175 kali

Dinas PMD Kab. Buleleng melalui Bidang LKDA UEM yang dipimpin oleh Kabid LKDA UEM, Ni Ketut Ariattini, SE. didampingi Kasi UEM & TTG, Ngurah Putu Adnyana, SE. hari ini melaksanakan kegiatan identifikasi inventarisasi individu/kelompok pemanfaat Teknologi Tepat Guna di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada dan Desa Gobleg Kecamatan Banjar. Selasa, 30 Nopember 2021.


Bertempat di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada, Tim Dinas PMD diterima oleh Sekretaris Desa Pancasari, dan diantarkan langsung ke lokasi yaitu di Danau Buyan tepatnya di Warung Bumdesa Pancasari. Alat TTG yang dikembangkan adalah pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar, dengan inovator Ketua Bumdesa Pancasari. Alat ini dibuat untuk menanggulangi permasalahan sampah plastik yang selama ini memang sangat sulit untuk di cegah.


Cara kerjanya cukup sederhana yaitu tinggal memasukkan sampah plastik (boleh sembarangan atau dipilah dahulu) ke dalam ruang pemanasan untuk dilakukan proses peleburan, nantinya akan mengeluarkan cairan berupa bahan bakar berupa solar, minyak tanah, ataupun premium. Proses pembakaran tidak menyisakan residu yang artinya semua sampah plastik habis diolah menjadi bahan bakar. Proses pengolahan untuk 15 kg sampah plastik memerlukan waktu sekitar 4 jam dengan menggunakan 1 tabung gas ukuran 3 kg. Dilihat dari segi ekonomis memang belum dapat memberikan pengaruh yang besar, tetapi dengan adanya alat ini akan dapat mengurangi timbunan sampah plastik, mengingat Desa Pancasari merupakan tujuan wisata yang cukup terkenal di Bali. 


Selanjutnya di Desa Gobleg Kecamatan Banjar,  Tim Dinas PMD diterima langsung di lokasi oleh Perbekel Desa Gobleg, bersama Ketua Petani Muda Keren Desa Gobleg. Alat TTG yang dikembangkan adalah pertanian dengan konsep smart farming yaitu mengembangkan alat untuk melakukan penyiraman, pemupukan, pengecekan suhu udara, cuaca, mendeteksi hujan, dan pengecekan ph tanah dengan menggunakan android. Dengan adanya alat ini dapat mempermudah pekerjaan petani, serta memberikan hasil yang lebih maksimal. Alat ini juga menggunakan tenaga surya sehingga tidak memerlukan tenaga listrik lagi, serta tidak memerlukan perawatan khusus, serta dapat bertahan selama 15 tahun.


Petani muda keren juga telah dinobatkan oleh mentri pertanian sebagai Petani dengan konsep smart farming pertama di Indonesia, serta sudah banyak petani dari daerah lain yang melakukan study banding untuk mempelajari konsep smart farming yang telah dikembangkan. konsep pertanian smart farming 4.0 ini sangat berpotensi dikembangkan di era digital seperti sekarang ini, dengan harapan sektor pertanian akan semakin dilirik oleh generasi muda sehingga dapat melahirkan petani petani muda yang handal dan sukses, dimana selama ini profesi petani masih dipandang sebelah mata oleh kalangan pemuda.