Dinas PMD Kab. Buleleng diwakili oleh Kasi UEM TTG (Ngurah Putu Adnyana, SE.) hari ini melaksanakan kegiatan monitoring perkembangan Pasar Desa di Desa Musi dan Desa Sumberkima Kecamatan Gerokgak. Rabu, 27 Oktober 2021.
Di Pasar Desa Musi, Tim Dinas PMD diterima oleh Kaur Umum dan Pengelola Pasar Desa Musi. Pasar Desa Musi saat ini dikelola oleh Pemerintah Desa, dengan menunjuk 1 orang Pengelola Pasar. Operasional Pasar Desa Musi adalah dari jam 03.00 Pagi s/d 10.00 pagi. Dengan jumlah pedagang 22 orang, terdiri dari 2 kios, 6 lesehan, dan 25 lapak, serta komuditas yang diperdagangkan adalah lauk pauk, bunga, buah, sarana upacara, sembako, pakaian, dll.
Pungutan iuran di Pasar Desa Musi beragam mulai dari Rp. 2.000 s/d Rp. 5.000 yang nantinya digunakan untuk biaya kebersihan Rp. 200.000 dan petugas Pemungut sampah, serta untuk pengelola akan mendapatkan 50% yang dibayarkan pada akhir tahun dan 50% untuk Pendapatan Asli Desa.
Dalam pengelolaan keuangan, Pasar Desa Musi sudah memiliki catatan tetapi masih sangat sederhana, sehingga masih rawan terjadi kesalahan-kesalahan, sesuai arahan dari Tim Dinas PMD nantinya akan dilakukan penyempurnaan pencatatan supaya lebih akuntabel dan terbuka terutama kepada Pemerintah Desa dan akan dibuatkan SK pengelola serta surat perjanjian sehingga akan lebih jelas hak dan kewajiban antara Pengelola Pasar dengan Pemerintah Desa. Rencana pada tahun 2022 pengelolaan Pasar Desa Musi akan diserahkan kepada Bumdesa.
Selanjutnya di Pasar Desa Sumberkima, Tim Dinas PMD diterima oleh pengelola Pasar yaitu Bendesa Adat Sumberkima. Pasar Desa Sumberkima dibangun pada tahun 2018 melalui anggaran Pemerintah Pusat di atas tanah milik Desa Adat saat ini bernama Pasar Rakyat Sumberkima, dengan operasional dimulai dari jam 04.30 s/d jam 10.00 dengan komuditas yang diperdagangkan yaitu lauk pauk, bunga, sembako, alat tulis dan fotocopy, gas LGP, sarana upacara, dll.
Kondisi Pasar Rakyat Sumberkima sangat bagus dan luas, serta lokasinya sangat strategis, tetapi belum dapat dimanfaatkan dengan baik, dan masih banyak lapak yang kosong padahal tidak dipungut biaya sewa dalam hal pemanfaatan lapak. Kunjungan masyarakat masih cenderung sepi sehingga perlu upaya yang lebih keras dari Desa Adat dan Pemerintah Desa untuk dapat menggeliatkan perekonomian melalui Pasar Desa.
Pada malam hari areal parkir Pasar Rakyat Sumberkima dimanfaatkan untuk Pasar Senggol tetapi baru hanya 3 pedagang dan belum di pungut iuran, sehingga belum ada kontribusi kepada Desa Adat maupun PAD.