Pada webinar “Kuasa Data dan Gotong Royong di Era Digital” yang diadakan oleh Bumdes.id. Sekjend Forum Bumdes se-Indonesia, Rudy Suryanto, S.E., M.Acc., CFA melaunching aplikasi digital yang akan menandai kebangkitan baru ekonomi Indonesia dari desa. Aplikasi yang bernama “BumdesGo” ini diperkenalkan di hadapan ratusan peserta webinar sebagai salah satu loncatan sejarah forum bumdes dalam menghadapi era digitalisasi.
Berkaca dari pemaparan para pemateri sebelumnya, seperti Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Desa PDTT mengenai kunci big data dalam pengembangan desa, serta Budiman Sudjatmiko, Founder Inovator 4.0 yang memaparkan bahwa kedepannya pengelolaan desa akan berubah 360 derajat menjadi berbasis digital. Maka, bumdes-bumdes se-Indonesia harus siap menatap langkah-langkah baru untuk tetap terhubung, tetap saling berinteraksi dan saling bekerjasama melalui dunia teknologi informasi.
“Jembatan digital ini bukan hanya memindahkan interaksi kita dari dunia nyata ke dunia maya, melainkan membentuk interaksi baru untuk saling terhubung, saling kenal dan saling berinteraksi dalam sebuah ekosistem digital, bumdes-bumdes dan desa akan saling bergotong royong digital membentuk interaksi ekonomi baru” demikian tambah Rudy Suryanto saat melaunching Aplikasi BumdesGo.
Peluncuran aplikasi BumdesGo ini sekaligus mengajak seluruh bumdes dan warga desa untuk melakukan proses gotong royong digital dengan membuat dan membagikan konten positif mengenai desa mereka. Munculnya trend di sosial media dan dunia maya mengenai reportase hyperlocal, yaitu reportase atau informasi yang bersifat “sangat lokal” dari berbagai jurnalis, selebgram, influencer harus ditangkap sebagai peluang yang sama oleh bumdes-bumdes dan desa dalam mewartakan informasi mengenai desa mereka dengan sangat lokal.
Warga desa dan insan bumdes harus memahami bahwa tugas menyampaikan informasi dan berita dari desa mereka, tidak ada yang lebih pandai dan pintar kecuali warga desa itu sendiri. Para jurnalis, wartawan, selebgram hingga influencer hanya bisa menangkap informasi di permukaan saja. Sementara warga desa dan pegiat bumdes justru lebih paham dan memahami informasi yang sangat lokal mengenai potensi desa merek sendiri. Sehingga adanya jembatan digital ini akan memantik warga desa dan pegiat bumdes untuk saling gotong-royong digital menyajikan informasi “kelokalan” mengenai desa mereka di aplikasi BumdesGo.
Gotong-royong digital yang dimaksud disini adalah gotong royong kerja bisnis dan kerja digital bersama, bukan kerja bakti. Kerja-kerja bisnis dan digital yang dimaksud adalah proses saling kenal, saling asuh, saling berinteraksi, saling bertukar data mengenai potensi desa, bertukar data produksi bahan alam hingga bertukar data dalam mendukung proses pembangunan. Seperti yang telah disampaikan Kapusdatin Kemendes dan Budiman Sudjatmiko, bahwa data-data yang terkumpul dan saling berinteraksi ini akan berkembang menjadi sebuah mata rantai ekonomi baru di dalam jaringan ekonomi desa.
“Saya membayangkan adanya blockchain (mata rantai) antar desa-desa, sehingga ketika sebuah desa memproduksi bahan ukir, kemudian diketahui desa lain secara digital dan cepat” tutur Budiman Sudjatmiko saat memberikan materi. “desa-desa yang membutuhkan bahan ukir kemudian akan menghubungi desa tersebut, jika bahan ukirnya habis, data bahan ukir dari desa lain sudah tersedia” tambahnya.
Mata rantai digital ini salah satunya akan berkembang dengan adanya aplikasi jembatan digital yang menghubungkan ribuan bumdes dan desa-desa untuk saling mendayagunakan. Hanya dengan mendayagunakan kekuatan terbesar desa, yaitu gotong royong, maka cita-cita kemerdekaan bangsa untuk memajukan kesejahteraan umum dapat terwujud.
Aplikasi BumdesGo dapat diunduh di:
BumdesGO – Aplikasi di Google Play
Ayo dukung upaya untuk #GotongRoyongDigital dengan download BumdesGo platform hyperlocal dan jembatan digital desa. (blog.bumdes.id)