Gorontalo - Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) makin digenjot pemerintah, dalam hal ini Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus mendorong pemerintah daerah untuk fokus mengembangkan produk unggulannya melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau BUMDes Bersama.
Ketua Tim Advisor Mendes PDTT, Haryono Suyono, mengatakan dalam program Prukades perlu komitmen bersama dari pengembangan BUMDes, kemudian BUMDes Bersama, selanjutnya Prukades.
"BUMDes di Gorontalo ini sudah tumbuh tapi masih jarang. Bangun BUMDes untuk jagung, karena untuk menuju Prukades, awalnya harus dibangun dulu BUMDes," ujarnya saat memberikan sambutan pada acara Rapat Koordinasi Strategi Pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) Komoditas Jagung, di Hotel TC Damhil UNG Gorontalo, dalam keterangannya, Rabu (7/8/2019).
Lebih lanjut, Haryono menyampaikan bahwa hingga saat ini BUMDes sedang dikembangkan melalui akademi desa 4.0 untuk dijadikan tempat belajar dan pelatihan-pelatihan BUMDes, selain itu untuk pengembangannya perlu melakukan studi banding.
"BUMDes bisa maju dengan produk makanan lokal, pengelolaan penitipan anak, pengembangan wisata, olah limbah dan sampah, jualan online, nah BUMDes-BUMDes yang berhasil itu kasih penghargaan. Gorontalo bisa bangkit dengan BUMDes dan Prukadesnya," terangnya.
Haryono menjelaskan bahwa Prukades atau perusahaan antar wilayah, di Gorontalo yaitu jagung ada di banyak wilayah maka usaha-usaha yang menyangkut wilayah-wilayah yang banyak ini disebut Prukades perusahaan/usaha unggulan antar wilayah.
"Proses ini menarik sekali, di daerah-daerah tertentu bahkan mengolah tanah pun dibantu oleh berbagai kementerian, pengolahan tanah Prukades ini dibantu oleh menteri PU dengan traktor, mesin-mesin pengolah tanah, menteri pertanian, perusahaan-perusahaan. Para petani tidak investasi dengan modal sendiri tetapi dengan modal subsidi dari modal pemerintah/perusahaan sehingga harga produknya jadi murah dan dibeli langsung secara besar-besaran," ungkapnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Bupati Bone Bolango Hamim Pou menyambut positif rakor/diskusi ini karena dalam rangka memaksimalkan potensi desa yang disambungkan ke BUMDes tapi tidak cukup sekedar modal namun penguatan kelembagaan, penguatan SDM sebagai pengelola aset-aset tersebut.
"Fokus bisnisnya Kabupaten Bone Bolango ini pertanian, peternakan, sektor pariwisata, menjadi kekuatan dan bisa langsung kelihatan. Contoh wisata hiu paus, punya taman laut, hutan taman nasional, kalau dikelola dengan baik, kelompok sadar wisata memanfaatkan BUMDes di desa masing-masing maka akan meningkatkan perbaikan pendapatan masyarakat. Kita coba hal-hal baru yang menjadi kekuatan di desa masing-masing," terangnya.
Ia menjelaskan, tahun ini lima Fakultas Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dipindahkan ke Bone Bolango. Menurutnya, ini potensi besar yang bisa dikolaborasikan dengan BUMDes seperti pengolahan sampah, air bersih.
"BUMDes di sini masih bintang satu, bintang dua, masih perlu banyak kolaborasi untuk jadi bintang empat atau lima," tuturnya.
Terkait Prukades ia mengatakan daerahnya memiliki beberapa produk unggulan seperti kopi, gula aren, dan beberapa kecamatan fokus pada jagung yang secara tradisi menjadi pekerjaan tetap masyarakat Gorontalo.
"10 ribu hektar area jagung, 40-50 ribu ton tiap tahunnya. Jagung jadi prukades juga, mereka bergabung dan kolaborasi untuk pengembangan jagung. BUMDes-BUMDes sudah punya jagung kerjasama BUMDes antar desa untuk meningkatkan pendapatan petani jagung," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I Universitas Negeri Gorontalo Mahludin H Baruwadi mengatakan industri berbahan baku jagung yang sesuai dengan kawasan perdesaan adalah industri rumah tangga dengan fokus pada pengolahan hasil.
"Inovasi yg dilakukan UNG yaitu melakukan penelitian produk-produk dari bahan jagung, keripik jagung, permen jagung, namun masih terkendala masalah permodalan," terangnya.
Sejalan dengan itu, Kepala Sub Dir Pengembangan Ekonomi Desa Febrian Alyuswar mengatakn dalam kelembagaan BUMDes, sinergisitas antara BUMDes dan desa jadi kunci sukses.
"Buka kerjasama dengan Universitas Negeri Gorontalo untuk pendampingan terhadap BUMDes. Dan Bone Bolango direkomendasikan dapat bantuan. Kami punya namanya bantuan PIID-PEL pilot inkubasi inovasi desa dengan dana maksimal Rp1,5 Milyar," ungkapnya.
Rakor ini diselenggarakan oleh Unit Kerja Pengembangan Inovasi Desa dan Pengelolaan Pembangunan Desa (UK PID-P2D) di bawah Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemendes PDTT beserta Tim Advisor Kemendes PDTT.
Peserta dari Unit Kerja di Kemendes PDTT, Pemda Provinsi Gorontalo, Pemda Kabupaten Bone Bolango, Pemda Kabupaten Gorontalo Utara, Forum Perguruan Tinggi Untuk Desa (Pertides) dan Pendamping Provinsi. (sumber:Muhammad Idris - detikFinance)