Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali, yang dipimpin Gede Ardana, seorang kepala desa, cukup fenomenal. Bumdes yang berusia kurang lebih lima tahun itu berhasil menghimpun dana lebih dari Rp. 5 miliar. Kepercayaan masyarakat Desa Tajun yang berjumlah 7.000 jiwa cukup tinggi terhadap keberadaan Bumdes.
Saat ini ada sekitar 2.000 nasabah yang tergabung di Bumdes Desa Tajun itu. Gede Ardana menjelaskan pendirian Bumdes ini berawal dari musyawarah desa yang dihadiri seluruh komponen masyarakat pada 22 Desember 2010. "Hari itu bisa dikatakan sebagai embrio terbentuknya Bumdes, karena dalam musyawarah desa disusun berbagai program pemberdayaan desa berdasarkan potensi desa yang ada," ujar Ardana saat ditemui di Desa Tajun, Selasa (25/10).
Berkat kegigihan mengelola Bumdes, kini para pegawai Bumdes Tajun cukup profesional mengelola keuangan dan bergaji besar. "Saya berharap dalam tiga sampai lima tahun ke depan, aset Bumdes Tajun sudah mencapai Rp. 50 miliar. Saya optimistis bisa karena dengan modal Rp. 10 juta bisa menghasilkan Rp. 5 miliar. Sekarang modal sudah cukup besar," jelasnya.
Pada kesempatan itu, Dirut Bumdes Tajun Nyoman Sudana menyampaikan saat ini ada sejumlah usaha yang dikelola Bumdes, yakni perusahaan air bersih, usaha simpan pinjam, unit usaha pasar rakyat, dan pengolahan sampah terpadu.
Desa lainnya yang juga menjadi terkenal karena Bumdes adalah Desa Dawan Kaler, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Desa ini mendapat apresiasi dari Pemprov Bali melalui Bumdes Kerta Laga yang sangat inovatif dan partisipatif. Kepala Desa Dawan Kaler, I Kadek Sudarmawa, menjelaskan ada tiga sektor usaha yang dikelola Bumdes Kerta Laga, yakni pasar desa, usaha simpan pinjam, dan air minum dalam kemasan.
Namun kemudian, ia melihat potensi mata air yang terbuang begitu saja. Air yang mengalir ke rumah-rumah warga, dilakukan dengan swadaya menggunakan selang. Sebagai mantan pekerja hotel di bagian perawatan air, Sudarmawa memanfaatkan air bersih itu untuk diolah menjadi air minum kemasan. Menurutnya, kisah perjuangan warga Desa Dawan Kaler ini sampai ke telinga Bupati Klungkung. Saat ini melalui instruksi bupati, seluruh kantor dinas maupun instansi harus menggunakan produk air minum dari desa tersebut untuk kegiatan apa pun.
Dari total keuntungan yang diperoleh Bumdes Kerta Laga, sebanyak 25% disetor ke kas desa. Sisanya diperuntukkan modal usaha selanjutnya sehingga unit usaha semakin berkembang. Salah satu cita-cita besar Bumdes ialah membuka tempat produksi baru di luar Kabupaten Klungkung, untuk mengantisipasi permintaan pasar yang setiap tahun terus meningkat.
Dalam waktu dekat Bumdes Kerta Laga mengembangkan budi daya ikan air tawar dengan memanfaatkan air limbah pabrik. (OL-N-3)
Sumber : Media Indonesia