Senja semakin menepi di pesisir Sasak, Kabupaten Sumatra Barat. Namun, rumah toko (ruko) kios nagari berukuran 8x6 meter itu masih sibuk melayani pembeli yang kebanyakan nelayan, Selasa (25/10) lalu. Selain alat tangkap ikan, ruko ini juga menjual barang harian (kelontong), simpan pinjam, dan kebutuhan lainnya. Beroperasi sejak Januari 2016, ruko ini di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Tunas Jaya Sasak. Bumdes atau Badan Usaha Milik Nagari (Bumnag), begitu masyarakat mengenalnya. Bidang usahanya ialah perdagangan, khususnya kebutuhan laut.
"Sebagian besar warga di sini nelayan. Dengan toko alat tangkap ikan ini, mereka tak perlu lagi menempuh jarak jauh untuk mendapatkan perlengkapan melaut," jelas Ketua Bumdes Tunas Jaya Sasak, Hari Prima, 31. Meski isinya masih terbatas, sambung Hari, setidaknya nelayan setempat jadi dimudahkan. Mereka tidak perlu lagi membeli alat tangkap ikan dan kebutuhan lainnya ke Simpang Ampek, Padang ataupun Sibolga di Sumatra Utara. Manfaat bumdes di Sasak ikut dirasakan nelayan bernama Marwan.
"Karena kita enggak punya modal sebelum melaut, kita bisa mendapatkan keperluan melaut ke bumdes. Nanti per bulan kita hitung berapa utang dan dibayar," ujar Marwan. Tak hanya toko, usaha Bumdes Sasak juga merambah ke bisnis lain, yakni penyertaan modal usaha balok es, penyediaan bahan bakar, dan penyewaan kapal. "Bumdes mendapatkan keuntungan bagi hasil," ungkap Hari. Ke depan, Bumdes Sasak ingin punya SPBU khusus untuk nelayan Sasak.
Menurut Kabid Usaha Ekonomi Masyarakat Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Pasaman Barat, Edizuarmen, kios nagari dibangun secara swakelola dengan dana Rp200 juta. Sementara itu, isi kios dimodali dari stimulus pemkab Rp50 juta. "Tahun ini, akan diberi tambahan Rp80 juta." Di bidang peternakan, Bumdes Sasak juga mendapatkan pengalihan usaha dari Gapoktan dan sudah dapat income Rp30 juta dari penjualan sapi. Tapi uang tersebut diputar lagi, dibelikan untuk 10 indukan sapi sehingga total sapi kini menjadi 30 ekor.
Sekitar 35% penduduk Sasak masih berada di bawah garis kemiskinan. Karena itu, Walinagari Sasak, Arman berharap bumdes akan menghapus garis kemiskinan di wilayahnya serta memutus mata rantai tengkulak. Dari 218 bumdes di Sumbar, Bumdes Sasak adalah salah satu yang terbaik. Pantaslah jika warga sangat berharap Bumdes Tunas Jaya Sasak sebagai jawaban atas kemiskinan dan ketidakberdayaan perkonomian mereka selama ini. (N-4)
Sumber : Media Indonesia