Kenapa banyak desa yang masih bingung mengembangkan BUMDes-nya? Dari data yang dikumpulkan Berdesa.com, minimnya pemahaman masyarakat mengenai BUMDes adalah kendala utamanya. Bahkan di tingkat kepala desa, masih banyak kepala desa yang tidak yakin BUMDes bisa menciptakan manfaat ekonomi untuk meningatkan kesejahteraan warganya.
Sebagai sebuah entitas baru, BUMDes masih belum sepenuhnya tersosialisasi pada seluruh warga desa di berbagai belahan Indonesia. Akses informasi yang terbatas karena kondisi geografi sebagian besar desa menjadi kendala yang membuat warga kesulitan mendapatkan penjelasan menyeluruh mengenai apa itu BUMDesa. Misalnya desa-desa di wilayah kepulauan terpencil.
Kendala kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi agenda yang menghambat perkembangan BUMDes. Tingkat pendidikan sebagian kepala desa dan para perangkat desa adalah salahsatunya. Kualitas SDM sangat mempengaruhi kemampuan seorang kepala desa untuk merumuskan kebijakan ekonomi bagi desanya.
Tetapi yang paling krusial adalah, seorang kepala desa harus memahami bahwa sekarang ini posisinya sangat berpengaruh terhadap pengembangan ekonomi desanya. Berlakunya UU Desa No 6 Tahun 2014 menempatkan seorang kepala desa pada beberapa peran baru yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan desa membangun ekonominya dengan berbasis potensi dan aset desa. Peran ini sangat berbeda dengan apa yang dijalankan kepala desa pada saat sebelum UU Desa diberlakukan.
Kini, selain bertanggungjawab pada berbagai urusan administrasi, kini kepala desa juga harus memiliki visi yang kuat dalam mengembangkan kesejahteraan ekonomi desanya. Kepala desa harus berperan sebagai seorang arsitektur ekonomi dengan melakukan analisa pasar dan merumuskan apa saja peluang pasar yang bisa dimanfaatkan oleh potensi yang dimiliki desanya. Setelah itu merumuskan langkah-langkah strategis untuk menangkap peluang itu sehingga bisa menciptakan efek ekonomi bagi desanya baik melalui BUMDes maupun lembaga ekonomi desa lainnya.
Seperti yang dilakukan Desa Ponggok, Klaten yang Berjaya dengan kolam renang alami. BUMDes Tirta Mandiri desa ini dengan pintar mengembangkan nugerah alam sumber air yang mengalir di desanya menjadi kolam pemandian alam yang unik dan menyenangkan semua orang. Ketika tempat ini semakin ramai, BUMDes terus mengembangkan berbagai usaha seperti minimarket, warung makan dan berbagai layanan lain yang membuat semua orang semakin ingin untuk datang lagi menikmati asyiknya mandi di kolam dan mendapatkan foto-foto unik bawah air.
Umbul Ponggok menjadi ramai bukan hanya karena mata air yang memancarkan derasnya air alami tetapi juga karena posisi desa ini tidak terlalu sulit dijangkau dari jalur lalu lintas besar antara Yogyakarta-Solo sehingga memudahkan orang untuk datang ke tempat ini. Tetapi Ponggok membuktikan bahwa potensi alam desa bisa menciptakan income yang besar untuk mensejahterakan warganya.
Ponggok adalah salahsatu bukti jika dikelola dengan baik, potensi desa bisa menjadi magnit ekonomi yang menciptakan pusaran pendapatan mensejahterakan bagi desa. Setiap desa punya potensi itu dengan skala dan ragam yang berbeda. Peran seorang Kepala Desa dan para punggawanya adalah kunci yang akan menjawabnya. (sumber: aryadji/berdesa.com)