0362 - 22488
pmdbuleleng@gmail.com
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

SIASATI KETERBATASAN LAHAN, GUBERNUR PASTIKA AJAK MAYARAKAT TERAPKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA RAMAH LINGKUNGAN DI PEKARANGAN RUMAH

Admin dispmd | 23 November 2015 | 1190 kali

Humas Provinsi Bali - Terbatasnya lahan pertanian yang dipengaruhi tidak terkontrolnya alih fungsi lahan, diharapkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika tidak mengurangi kreatifitas masyarakat dalam memanfaatkan lahan yang dimiliki semaksimal mungkin guna menanam berbagai tanaman yang berhubungan dengan kebutuhan pangan sehari-hari. Untuk mensiasati ketersediaan lahan tersebut, Pastika menghimbau agar masyarakat menerapkan teknologi pertanian tepat guna yang ramah lingkungan seperti yang terlihat dilokasi dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Selain menjadi hiasan, tanaman-tanaman tersebut pun menurutnya akan menghasilkan produk pangan yang bisa bermanfaat bagi kebutuhan keluarga. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam wawancaranya dengan awak media seusai menghadiri acara puncak peringatan Hari Pangan Sedunia XXXV yang digelar di Wantilan Bale Subak Lepud Desa Baha, Mengwi, Badung, Rabu (19/11). “Jika dirumah-rumah dibuat seperti ini, saya kira sangat luar biasa. Bisa jadi hiasan, juga sekaligus memproduksi pangan kita walaupun lahan kita terbatas,” tegas Pastika.

Dalam sambutannya Gubernur Pastika menyatakan berbagai program untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sudah dilakukan, belum sepenuhnya efektif dan belum optimal dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini menurutnya karena pengaruh berbagai tantangan yang dihadapi semakin berat dan kompleks, diantaranya perubahan iklim dan pemanasan global, pertumbuhan penduduk yang pesat, serta ketersediaan lahan, air dan sumber daya alam. Untuk itu Pastika menghimbau adanya peningkatan pemberdayaan petani, karena dengan petani yang kuat dan sejahtera, akan dapat menggerakkan ekonomi masyarakat. Dan dengan petani yang kuat, Pastika menyatakan optimis mewujudkan kedaulatan pangan, pemenuhan kebutuhan pangan secara mandiri, yang disamping sebagai pemenuhan faktor ekonomi, juga sebagai pemenuhan faktor kesehatan dan gizi masyarakat.

Lebih jauh Pastika menjelaskan secara statistik angka kemiskinan masyarakat Bali sangat kecil, sekitar 4,47 % dari total jumlah penduduk, dan jumlah tersebut merupakan terbaik kedua nasional. Tetapi fakta dilapangan menurut Pastika masih ada masyarakat Bali yang miskin, masih banyak keluarga miskin yang tidak mampu membeli beras, serta menyandang status gizi buruk dan keluarga rawan pangan. Pada hakikatnya, ketersediaan pangan dan ketahanan pangan merupakan faktor fundamental, yang menentukan terbentuknya sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas. Untuk itu melalui Momentum peringatan tersebut, Gubernur Pastika mengajak semua pihak yang hadir untuk memantapkan komitmen, dan senantiasa bekerja keras untuk menghapus masalah rawan pangan pada sebagian kecil masyarakat Bali sekaligus untuk turut memikirkan dan mengulurkan tangan demi mengatasi masalah tersebut.

Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Ny. Ayu Pastika, dalam wawancaranya dengan awak media menyarankan pemanfaatan buah-buahan dan umbi-umbian diantaranya buah sukun sebagai makanan pengganti karbohidrat nasi sehingga kebutuhan akan beras bisa dikurangi. Kebiasaan masyarakat Bali mengkonsumsi nasi memang masih susah untuk dihilangkan, namun Ny. Ayu Pastika mengaku akan terus berusaha mensosialisasikan hal tersebut. Dan usaha tersebut sudah dilaksanakan hampir selama delapan tahun, melalui program Dasa Wisma yang dilaksanakan oleh Tim Penggerak PKK.

Penjabat Bupati Badung, Nyoman Harry Yuda Saka, menyampaikan dalam mewujudkan ketahanan pangan, Kabupaten Badung selama ini sudah berpartisipasi aktif dalam melaksanakan kegiatan dan program strategis yang ditujukan untuk memberdayakan petani. Ia juga melaporkan kondisi ketahanan pangan Kabupaten Badung yang dilihat dari 3 aspek, yakni aspek ketersediaan pangan yang kondisinya dinilai mantap apabila dilihat dari stok beras pada tahun ini mencapai 35.505 ton, dari kebutuhan sampai bulan ini sekitar 28.317 ton. Berikutnya aspek distribusi pangan pun dirasa sudah mantap dan berjalan lancar dari pelosok desa ke kota berkat pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan, serta didukung alat transportasi yang memadai. Untuk aspek konsumsi dan keamanan pangan setelah diteliti disetiap kecamatan diakuinya tidak ada perubahan pola konsumsi, frekuensi makan masyarakat masih tetap 3 kali sehari. peningkatan partisipasi masyarakat terhadap pertumbuhan balita untuk mengadakan pemeriksaan ke posyandu sangat tinggi sekitar 85,21 %, sedangkan untuk kasus gizi buruk belum ditemukan. Untuk menghadapi ancaman alih fungsi lahan dan menjaga ketahanan pangan, Ia mengaku sudah melaksanakan kegiatan eksentifikasi yakni mencetak lahan pertanian baru dengan target 100 Ha dan sampai saat ini baru tercapai 25 Ha. Ia pun mengaku telah mengkaji peraturan lahan abadi untuk menekan alih fungsi lahan.

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Bali selaku Ketua Panitia, Ketut Lihadnyana, dalam laporannya menyampaikan pelaksanaan peringatan Hari Pangan Sedunia dilaksanakan secara bergiliran ditiap Kabupaten/Kota se-Bali. Peringatan kali ini dengan tema Pemberdayaan Petani Sebagai Penggerak Ekonomi Menuju Kedaulatan Pangan, menurutnya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keperdulian masyarakat serta stakeholder akan pentingnya pangan sebagai penguatan gizi masyarakat. Ia juga menjelaskan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam peringatan tersebut, diantaranya senam lansia, penyuapan balita oleh Ketua TP PKK, peninjauan hasil olahan produk-produk makanan, serta pemeriksaan mata dan pemberian kaca mata gratis.

Acara juga turut dihadiri Wakil Gubernur Ketut Sudikerta, Ketua DPRD Provinsi Bali, Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Bali, serta jajaran pemerintah Kabupaten Badung.

 

sumber : http://www.gerbangsadumandara.provbali.info

Download disini