0362 - 22488
pmdbuleleng@gmail.com
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Prinsip Ekonomi dan Kemiskinan

Admin dispmd | 14 Mei 2014 | 1113 kali

Dampak krisis moneter yang merambat pada krisis ekonomi saat ini patutlah dijadikan pelajaran yang sangat berharga dalam membangun ekonomi bangsa ke depan, dimana hampir semua pakar ekonomi kehilangan akal untuk mencari jalan keluar dari persoalan ekonomi yang tidak pernah berkesudahan, sementara kemiskinan mulai merambat ke seantero dunia dan siap untuk mengoyak tatanan ekonomi dunia saat ini.

Semua ini adalah akibat semakin kokohnya prinsip ekonomi: berusaha sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil sebesar-besarnya. Berdiri tegak dengan angkuh dan sombong, prinsip itu sebetulnya bukan prinsip ekonomi, tapi lebih tepat disebut “prinsip dagang”, karena prinsip dagang hanya memiliki dua parameter, yaitu untung dan rugi.

Dalam prinsip dagang tidak terdapat parameter keadilan dan pemerataan karena sifat psikologis prinsip itu sendiri yang membuat ego para pelakunya untuk berusaha menaklukkan lawan dengan segala cara. Yang penting harus memperoleh untung sebesar-besarnya. Korupsi dan semua penyelewangan yang terjadi saat ini adalah bias dari prinsip ekonomi.

Ekonomi dan dagang sebetulnya berbeda sangat jauh, dimana parameter pembedanya adalah keadilan dan pemerataan. Ekonomi sebetulnya tidak seperti apa yang ada dalam prinsip dagang itu, tapi ekonomi lebih tepat disebut sebagai “seni berdagang”.

Seorang preman jalanan dalam melakukan adu jotos (berkelahi) selalu berusaha menaklukkan lawannya dengan segala cara, baik menggunakan tangan kosong, senjata, dan segala akal bulus, yang tujuan akhirnya hanya untuk menaklukkan lawan, dan bila perlu menghabisi nyawa lawan. Hal ini berbeda dengan bertinju. Walaupun keduanya sama-sama bertujuan menaklukkan lawan, tapi bertinju ada aturan yang mengikat kedua belah pihak untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan lawan tinju. Bertinju lebih tepat dikatakan sebagai “seni berkelahi”.

Ilustrasi tersebut dimaksudkan untuk menyamakan dagang dengan preman dan tinju dengan ekonomi. Kalau kita setuju dengan ini, maka sebaiknya langkah pertama yang dijalankan oleh para pelaku pemberdayaan adalah mengevaluasi prinsip ekonomi, karena prinsip ekonomi selama ini telah membuat yang kuat dengan semena-mena menjajah yang lemah.