Para pengurus Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) pada program Gerakan Pembanguan Desa Terpadu (Gerbangsadu) Mandara diminta terus berinovasi utuk meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di desanya. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku pastika saat meninjau sejumlah pelaksanaan program Bali Mandara di beberapa desa di kabupaten Buleleng, Minggu (13/9). Lebih lanjut dikatakan Pastika bahwa program Gerbang Sadu Mandara(GSM) hendaknya tidak dimaknai sebatas kucuran dana sebesar satu milyar dari Pemprov Bali. Namun tidak menututp kemungkinan jika BUMdes memerlukan penambahan modal pengurusnya bisa mengajukan permohonan kredit ke PT Jamkrida Bali Mandara atau ke Bank BPD Bali. Karena badan-badan tersebut memiliki kerjasama dengan Pemerintah Provinsi. Sehingga, menurut Pastika, tidak ada wacana Bumdes kekurangan modal ataupun tidak tersedia bantuan modal dari Bumdes untuk masyarakat yang ingin meminjam.
"Sirkulasi ekonomi itu harus tetap terjaga, agar kemiskinan dapat teratasi", pungkas pastika. Pastika juga mengintruksikan kepada Kepala BPMPD Provinsi Bali, I Ketut Lihadnyana, agar secepatnya mempertemukan para pengurus Gerbangsadu, PT Jamkrida dan BPD bali guna membahas hal-hal apa saja yang dapat disinergikan terutama terkait bantuan permodalan. Pastika juga meminta para pengurus Bumdes untuk mendata dan megklarifikasikan mayoritas keperluan pinjaman dari masyarakat. JIka mayoritas pinjaman masyarakat adalah untuk peternakan, seperti membangun kandang babi, Dinas Peternakan Provinsi Bali dapat ikut berpartisipasi dalam mengerahkan program bantuan yang bibit ternak dan pakan ternak.
Pastika berharap, dengan adanya kerjasama antar pengurus bumdes, pemerintah dan lembaga terkait seperti BPD dan Jamkrida dapat menciptakan Gerbangsadu yang terpadu dan pengentasan kemiskinan dapat berjalan secara berkesinambungan.
Ia juga mengapresiasi kinerja Bumdes Sedana Yoga di Desa Subuk, Kecamatan Busung Biu, yang merupakan salah satu desa penerima program Gerbangsadu. Dimana pelayanan yang diberikan Bumdes tidak sebatas simpan pinjam saja, namun meluas melayani keperluan masyarakat seperti pembayaran listrik online, pembayaran pajak bumi dan bangunan, pembayaran kredit FIF, Adira, serta penjualan pupuk yang non subsidi. "Hal seperti inilah yang diharapkan dari adanya bumdes itu, harus kreatif", ujar Pastika.
Pastika juga menyempatkan berdialog dengan para pengurus Bumdes untuk menyampaikan kesulitan yang dihadapinya. Seperti Ketut suliadi Kusana selaku ketua Bumdes GSM Jagadhita yang terletak di Desa Ularan, Kecmatan Seririt yang menyampaikan bahwa Bumdes yang dipimpinnya memiliki usaha air minum dan menyalurkanya air kerumah-rumah. Namun saat ini usaha tersebut mengalami kendala karena pipa saluran air yang selalu meledak, karena terpengaruh tekanan dari pembangunan bendungan titab. Pihaknya sudah menyampaikan permasalahan ini kepada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali dan saat ini masih dalam proses pengurusan berkas serta kelengkapan lainnya. Ia berharap Pemerintah dapat mempercepat perbaikan tersebut, mengingat masyarakat sangat tergantung dengan air terlebih daerah Ularan ini sangat kurang akan air.
Pada kesempatan tersebut Pastika berserta rombongan juga menyempatkan meninjaua ke proyek Pembangunan Waduk Titab di Buleleng. Waduk ini nantinya diharapkan mampu mengatasi kekeringan dan penanggulangan banjir serta membantu pengairan sawah, penyediaan air bersih, dan pariwisata serta perikanan. Proyek mengambil lokasi pada tiga desa di wilayah Buleleng ini yaitu Desa ularan, Ringdikit dan Busingbiu direncanakan akan selesai pada tahun 2015 ini.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut Inspektur Provinsi Bali, Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provini Bali, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali, Kepala Dinas Perternakan Provinsi Bali, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali, Kepala BPMPD Provinsi Bali, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali